Rabu, 02 Mei 2012

Cerita Fiksi: Alo (Bapaknya Timun Mas versi never's blog)


Alo dikenal sebagai pria yang berbakat di desa Manggu. Ia pandai memanah dan larinya sangat cepat. Ia adalah seorang anak yatim piatu sejak usia satu tahun, orang tuanya telah meninggal dibunuh oleh sekelompok perampok dari desa tetangga. Kemudian ia hidup bersama ayah angkatnya bernama Odon yang seorang prajurit kerajaan, sampai usia 12 tahun, dikarenakan ayah angkatnya itu meninggal di medan peperangan. Kemudian, Alo tumbuh menjadi seorang pria yang tampan, gagah berani, pintar, kuat dan pandai berburu.

         Di usia 17 tahun ia menjadi seorang Rushan termuda. Rushan adalah kelompok pria dalam hal perburuan dalam kerajaan. Karena kecakapan dan kegagahannya, putri mahkota dari kerajaan itu menyimpan hati kepada Alo, sampai suatu ketika sang putri tega membunuh para dayang yang juga mengagumi Alo. Sejak awal Alo memang tidak menyukai sang putri, karena sikapnya yang kejam kepada setiap orang yang berani membantah atau menandingi kecantikannya. Ketika sang putri hendak melamar Alo, Alo menolaknya. Hal ini membuat Sang putri begitu kesal, sampai akhirnya ia menyuruh para prajurit untuk mengasingkan Alo ke sebuah hutan yang mengerikan di Barat pulau Pisang. 

         Hutan itu bernama “Cjavac”, hutan yang subur namun begitu mengerikan.
Masyarakat percaya bahwa dalam hutan tersebut hidup keluarga raksasa jahat yang sedang tertidur dan bangun 100 tahun sekali. Mereka makan singa dan manusia yang masih muda yang tersesat dalam hutan. Alo pun hidup di hutan ini, baginya hutan bukanlah sesuatu  hal yang asing baginya. Dia belum pernah menemukan Raksasa, dia berpikir bahwa itu hanya kebohongan. Di hutan yang rimba ini ia sudah terlanjur betah, hutan ini telah menjadi bagian hidupnya. Lebayyy…

        Pada suatu hari, Alo melihat seorang perempuan cantik, tertidur di bawah pohon besar. Alo berpikir bahwa mungkin dia tengah tersesat. Kemudian Alo mendekati perempuan tersebut untuk menolong. Perempuan itu terbangun, ia ketakutan dan menghindari Alo. Namun Alo menjelaskan bahwa dia tidak akan menyakitinya. Merekapun saling berkenalan, dan saling menceritakan kenapa mereka bisa berada di hutan itu. Perempuan itu bernama Ayu, dia adalah seorang perempuan biasa, dia anak dari panti asuhan dari desa Jeruk, dia tersesat ketika di dikejar koleh seekor singa sampai dia masuk ke hutan ini. Kemudian mereka berteman dan bekerja sama untuk hidup di hutan tersebut. Sampai suatu ketika, mereka merasakan bahwa cinta hadir diantara mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Alo memberikan rumah baru sebagai hadiah untuk istrinya itu, rumah yang sederhana dekat sungai kecil yang jernih. Ayu sangat senang mendapat hadiah itu. Co cweett…

     Dua puluh tahun berlalu, mereka belum juga dikaruniai anak. Mereka sangat mengharapkan kehadiran seorang anak untuk mengobati kesepian mereka. Mereka terus berdoa dan bedoa. Pada suatu ketika, mereka merasakan ada hentakan keras di tanah. Mereka langsung pergi keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi. Tak disangka-sangka.. betapa kagetnya mereka, raksasa yang sangat besar mengampiri mereka. Rupanya raksasa itu tengah bangun, kini Alo percaya bahwa dalam hutan itu ada raksasa. Raksasa itu sedang mencari makan dan tak sengaja mendengar doa Ayu yang menginginkan seorang anak.

        “wahh.. wah.. wahh… ada manusia disini, namun kalian begitu tua, aku tidak suka….
           heyy... aku dengarr kau menginginkan seorang bayi ???” Ha Ha Ha Haa

        “Yaa,,,, kami mengignginkannya”, kata Alo

        “aku bisa memberimu bayi,Ha Ha Ha Haaa
          tapi kau harus memberikannya kepadaku jika ia sudah berumur 17 tahun!”

         Mereka berpikir dahulu, akhirnya mereka sepakat untuk menerima tawaran si 
raksasa, walaupun sebenarnya mereka tidak akan menyerahkan putrinya suatu hari nanti. Raksasa itu pun memberi mereka biji mentimun, dan menyuruh menanamnya, ia juga memperingati mereka agar menepati janji.. kemudia raksasa itu pergi untuk mencari makan. he….

         Segeralah mereka menanam biji tersebut di samping rumah. Sampai beberapa bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun yang berwarna emas. Dari hari ke hari timun ini semakin besar dan bersinar. Mereka tidak tahu, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk mengambil timun itu.

        Pada suatu malam Ayu bermimpi bahwa ia harus memetik buah itu 2 hari lagi di pagi hari. Ayu selalu mengelus-elus buah mentimun itu, ia sudah tidak sabar ingin mendapatkan bayi yang selama ini ia impikan. Hingga hari itu pun tiba, Alo dan Ayu langsung mengambil buah timun emas itu dan memotongnya dengan sangat hati-hati. Betapa bahagianya mereka, ketika membuka mentimun itu. Mereka mendapatkan seorang bayi perempuan yang lucu, kulitnya bersinar seperti emas ketika tersinari matahari pagi. Kemudian mereka menamai bayi itu Timun Mas.

         Mereka merawat Timun Mas dengan penuh kasih sayang, walaupun Timun Mas bukan anak kandung mereka, tetapi wajahnya sangat cantik, mata dan hidung Timun Mas seperti ayahnya, sedangkan bentuk wajah dan bibirnya menyerupai sang ibu, satu keistimewaan yang anak mereka punya adalah kulit yang putih bersinar jika terkena cahaya matahari pagi. Mereka kini bahagia, walaupun kecemasan sering datang di hati mereka akan keselamatan Timun Mas kelak.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar